Perbedaan HIV dan AIDS

Perbedaan HIV dan AIDS

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS adalah kondisi akibat serangan virus HIV. 

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan menghancurkan imunitas tubuh manusia, khususnya pada sel darah putih yang disebut sebagai sel CD4. Jadi, HIV akan melemahkan tubuh manusia terhadap infeksi oportunistik (opportunistic infection), seperti pneumonia, salmonella, kandidiasis, toxoplasma, and tuberkulosis (TB). Selain itu, virus ini juga merusak perlindungan sel kanker. 

Serangan virus HIV yang serius menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS bisa disebut juga sebagai HIV stadium 3 dengan kondisi dan gejala yang kompleks. 

Siapa saja yang rentan terkena HIV dan AIDS?

HIV dan AIDS adalah penyakit yang penularannya terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air susu ibu (ASI), cairan yang dihasilkan dari organ reproduksi. Umumnya terjadi karena aktivitas seksual (homoseksual dan heteroseksual tanpa memakai kondom), penggunaan jarum suntik berulang dan bergantian (Dilakukan saat penggunaan zat terlarang), serta kehamilan dan ibu menyusui. 

Berdasarkan data WHO yang dikutip dalam Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus HIV dan AIDS di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 50.282. Kasus ini mengalami peningkatan signifikan pada Juni 2022, dimana kasusnya telah mencapai 522.674 berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI. Sehingga, terjadi kenaikan kasus sebanyak 13% dalam 3 tahun.

Gejala HIV dan AIDS secara umum

Gejala awal masuknya virus ini dalam tubuh serupa dengan penyakit flu dalam waktu 2-4 minggu. Gejala yang dirasakan adalah sebagai berikut:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri pada tubuh
  • Sakit tenggorokan disertai sariawan pada mulut
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Batuk
  • Diare
  • Penurunan berat badan yang signifikan tanpa perubahan pola hidup.
  • Keringat di malam hari

Jika tanda-tanda ini mulai Anda rasakan, silahkan cek dan konsultasikan pada dokter.

Pencegahan HIV dan AIDS 

HIV dan AIDS adalah penyakit mematikan jika tidak diatasi dengan baik dan rutin. Anda tentu bisa terhindar dari penyakit ini, dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mencegah penularannya seperti berikut:

  • Tidak melakukan hubungan seks berisiko, seperti berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan kondom.
  • Setia dengan pasangan.
  • Menghindari penggunaan jarum suntik secara bergantian. Maka dari itu, jarum suntik harus dalam keadaan steril dan sekali pakai. 
  • Mencari informasi mengenai HIV dan AIDS dengan tepat dan benar pada lembaga kesehatan. 

Pengobatan HIV dan AIDS 

Jika Anda atau kerabat teridentifikasi HIV dan AIDS, jangan takut dan langsung menyerah. Meskipun kemungkinan untuk sembuh dan bersih dari virus ini kecil, pengobatan membantu menyelamatkan hidup para ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) menjadi lebih panjang. 

Obat yang telah ditemukan untuk terapi HIV dan AIDS adalah Antiretroviral (ARV). Fungsi dari ARV adalah untuk menghambat pertumbuhan virus agar ODHA tidak terkena infeksi oportunistik, dan mereka bisa tetap produktif seperti non-ODHA. 

Untuk mendapatkan ARV, pasien harus melakukan konsultasi kepada dokter agar diberi resep. Menurut Kementerian Kesehatan RI, ARV diminum 1 kali sehari dengan tenggat waktu 24 jam. Jika Anda meminum di pukul 08.00 pagi, maka keesokan harinya Anda harus meminumnya di jam yang sama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *