
dr. Desti Paramita, Sp.PD (Dokter Spesialis RS AR. Bunda Lubuklinggau)
Gejala GERD sering disalahartikan sebagai serangan jantung atau penyakit jantung koroner. Letak kedua organ ini yang berdekatan menjadi alasan mengapa gejala yang muncul bisa terasa mirip. Namun perlu diketahui, asam lambung naik tidak akan mempengaruhi jantung dan tidak bisa memicu kematian mendadak.

GERD adalah suatu keadaan terjadinya refluks kandungan lambung ke dalam esofagus atau kerongkongan. Gejala kliniks khas dari GERD adalah nyeri atau rasa tidak enak di ulu hati atau belakang tulang dada dan biasanya dideskripsikan sebagai rasa terbakar (heartburn), kadang-kadang bercampur dengan gejala disfagia (kesulitan menelan makanan), suara serak, mual atau rasa pahit dilidah. Gejala GERD biasanya timbul secara perlahan-lahan dan sangat jarang terjadi secara akut.
Penyebab GERD bersifat multifactorial. Hal ini terjadi akibat kontak dalam waktu cukup lama antara kandungan lambung dengan mukosa esofagus atau kerongkongan. Beberapa penyebab GERD yaitu lemahnya otot lower esophageal sphincter (LES), meningkatnya tekanan dalam perut, adanya aliran balik yang mendahului kembalinya tonus LES ketika menelan.
Terjadinya Refluks asam lambung itu sendiri tidak mengancam nyawa. Namun, penyakit asam lambung kronis dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius dan berpotensi mengancam nyawa.
Berikut ini beberapa komplikasi akibat refluks kandungan lambung :
- Peradangan pada jaringan di kerongkongan (esofagitis). Asam lambung dapat merusak jaringan di kerongkongan sehingga menyebabkan peradangan, pendarahan, dan terkadang luka terbuka. Esofagitis dapat menyebabkan rasa sakit dan membuat sulit menelan.
- Penyempitan kerongkongan (striktur esofagus). Kerusakan esofagus bagian bawah akibat asam lambung menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Jaringan parut mempersempit jalur makanan, menyebabkan masalah menelan.
- Perubahan sel prakanker pada kerongkongan (Barrett esofagus). Kerusakan akibat asam dapat menyebabkan perubahan pada jaringan yang melapisi esofagus bagian bawah. Perubahan ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker esofagus.
Mengingat kemungkinan timbulnya beberapa komplikasi diatas. Oleh karena itu, umumnya pasien GERD memerlukan penatalaksaan secara medis. Selain terapi medikamentosa, salah satu penatalaksanaan GERD yang lain berupa modifikasi gaya hidup. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan dalam modifikasi gaya hidup adalah :
- Meninggikan posisi kepala saat tidur serta menghindari makan makan sebelum tidur dengan tujuan untuk meningkatkan bersihan asam selama tidur serta mencegah refluks asam dari lambung ke esofagus
- Berhenti merokokok dan mengkonsumsi alcohol karena keduanya dapat menurunkan tonus otot esofagus (LES)
- Mengurangi konsumsi lemak serta mengurangi jumlah makanan yang dimakan karena keduanya menyebabkan distensi lambung
- Menurunkan berat badan pada pasien kegemukan serta menghindari pakaian ketat sehingga dapat mengurangi tekanan pada perut
- Menghindari makanan seperti coklat, teh, peppermint, minuman bersoda karena dapat merangsang pengeluaran asam lambung
Jika anda dan keluarga mengalami Gejala Gred segera periksakan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit AR. Bunda Lubuklinggau,
Agar mudah dan cepat, silahkan Daftar melalui Whatsapp di 0822-822-999-29




PENYAKIT DALAM
PoliKlinik | Dokter | Hari | Jam |
---|---|---|---|
PENYAKIT DALAM | dr. Ari Sisworo, Sp.PD | Senin – Sabtu | |
dr. M. Topan, Sp.PD | Senin – Sabtu | ||
dr. Novita Pane, Sp.PD | Rabu | ||
Kamis – Jumat | |||
dr. Desti Paramita, Sp.PD | Senin – Rabu | ||
*Jadwal Sewaktu waktu bisa berubah-ubah, Jika ada penambahan & perubahan ,Maka akan kami infokan kembali.
*Tanggal merah dan libur nasional layanan poli tutup.